Wednesday, February 11, 2015

Deal With Split Ends

Rambut bercabang.

Salah satu masalah yang membuat aku dan banyak perempuan sebal ketika menelisik rambut helai demi helai (siapa cobak yang kurang kerjaan banget liatin rambut satu-satu?! Well, I do).

From princekido.devianart.com
Selama masa puber aku kekeuh memelihara rambut panjang sebokong ala-ala gadis desa s*ns*lk. Entah apa yang aku pikirin saat itu, mungkin karena mbak Zaenab yang berhasil menggaet si Doel dengan rambut panjangnya (padahal nonton Si Doel Anak Betawi aja kagak pernah), atau konsensus kalau lelaki lebih suka perempuan berambut panjang. Yang pasti waktu itu dengan perilaku cuek penampilan ditambah tingkat kemalasan level “danger”, rambut panjangku lebih terlihat kayak rambut mak lampir daripada rambut Rapunzel. Yah, setingkat lebih baik daripada sapu ijuk lah ya.. 



Dengan panjang tiap helai yang kacau balau, ujung rambut bercabang dan menguning khas busung lapar, ketombe tak berkesudahan, ditambah rambut rontok dan patah dimana-mana, hampir semua checklist The Worst Hair of The Year ada. Untung nggak ada investasi kutu, kalo sampai ada, lengkaplah sudah… maak…gundul aja.. pangkas habis semuah…
Sticker line favorit
Waktu SMA aku sampai bawa gunting kecil ke mana-mana, jadi kalo nggak ada kerjaan ya aku guntingin cabang-cabang rambut itu satu per satu. I repeat: SATU PER SATU. But it just never ends. Rasanya udah banyak ujung yang tak guntingin, tapi begitu menyibak rambut belahan lain, ratusan cabang lain menunggu. Stres berat tiap liatnya. Dan saya, bukan “mungkin” lagi tapi “memang sudah lelah”.. Pingin langsung aja pangkas pendek, tapi sayang banget udah dipanjangin dari SD. 

Begitu tamat SMA, karena satu dan lain hal, rambut langsung dipangkas sedikit di bawah bahu ditambah poni lempar, dan aku sangat bersyukur I’ve done that! Karena sebelumnya aku nggak pernah bisa membayangkan wajah chubby-ku berambut lebih pendek dari pinggang, tapi begitu melihat aku yang “baru”, ternyata aku… nggak jelek-jelek amat. ;P Kemana aja tukang salon selama ini?! Bersamaan dengan itu akhirnya semua rambut bercabang lenyap, karena dipotongnya di atas bagian rambut yang becabang.

Eniwei, jadi sebenarnya aku mau cerita kalo si entong baru beli anak anjing. Hehe, kidding. What I want to share here is the way I get rid of those ugly splitted hairs and prevent that to relapse anymore, because right now I can say that my hair is split-free (proved for 8 years by now). Mungkin masih ada satu atau dua biji, but in general you won’t see any of it shows up when I let my hair down.

Oya, it is such a highly requested tips. You have to believe in me: it is highly requested! (dalam mimpi ^^)

So here it is:

Menurut pengamatan sehari-hari ditambah penerawangan melalui mbah google, rambut bercabang (trichoptilosis) terjadi ketika lapisan pelindung terluar kutikel rambut hilang karena stressor eksternal sehingga rambut menjadi kering dan rusak, as result: split ends.  Ini biasanya dipicu oleh over heated saat proses styling, bahan kimia pada coloring atau rebonding, other harsh product, wind, UV rays, etc. So basically, the way to prevent it adalah dengan menghindari faktor-faktor yang menyebabkan ujung rambut menjadi kering dan terpapar sinar UV. That’s it.

Tipe rambut bercabang. I had almost all of it except 'white spot' and 'crinkle'
Source: thesweetspot.com 

The application of that tips in daily life misalnya:

♡ Mengurangi paparan panas dan bahan kimia saat styling.
Jadi kalo mau ngeringin rambut dengan hairdryer, beri jarak 15-20 cm antara hairdryer dengan rambut. Atur suhu agar tidak terlalu panas. Beri jarak antara proses kimiawi terhadap rambut yang satu dengan yang lainnya. Setelah proses kimia, sebaiknya jangan keramas sampai 48 jam. I cannot say much about it because I personally don’t do much modification to my hair (baca: ke salon cuma buat cuci-potong, creambath, hair mask).

♡ Shampoo hanya untuk scalp (kulit kepala), jadi saat keramas jangan mengaplikasikan sampo secara langsung ke batang dan ujung rambut karena dapat membuat rambut kering. Jangan khawatir, karena menurut acara Get It Beauty dari Korea, busa sampo yang mengalir ke batang dan ujung rambut saat proses keramas dan bilas sudah cukup untuk membersihkannya secara efektif.

♡ Memberi perlindungan terhadap kelembaban rambut
Pastikan untuk memakai serum rambut pada rambut lembab terutama sebelum catok atau blow. Hair serum/oil juga mengandung nutrisi yang baik untuk rambut. Aplikasikan conditioner pada batang dan ujung sambut saat sehabis keramas (yang ini aku pribadi sekarang nggak lakukan karena malas dan ketombe). Using leave-in conditioner is also recommended. Selain itu, sekali-sekali melakukan creambath atau hair mask juga bermanfaat untuk menjaga kelembaban rambut.(well, I do this 3-4 bulan sekali, hehe… faktor M’s: malas dan money)

♡ Please be gentle to your hair. If it’s tangled, do not comb it harshly, sebaiknya menggunakan sisir dengan gigi jarang. Perlakukan rambut bak kain sutera. Namanya aja mahkota wanita, jadi harus diperlakukan secara hati-hati. Setelah pemakaian hairspray, kadang rambut kaku dan sulit disisir Triknya adalah dengan menggunakan minyak zaitun, minyak kelapa, atau baby oil untuk “melemaskannya” kembali sehingga mudah disisir sebelum keramas.

♡ Hindari paparan sinar matahari
UV rays are not only bad for your skin but also your hair. Jadi sebaiknya hindarkan rambut dari paparan sinar matahari langsung secara berlebihan. I often saw girls let their hair freely blown by the wind and exposed to sunlight when riding motorbike. I feel sorry for the hair because it’s not only suffering from UV rays, but also smoke. As the results: damaged hair, tangled hair, as well as smells bad. I usually hide my hair under jacket whenever I ride, you can do the same.

♡ Last but not least, trim your hair regularly every 6 months (1 year in my case), because even you’ve done your best in protecting your hair, aging process and oxidation cannot be stopped completely. 

That’s all, folks. Semoga membantu banyak perempuan di luar sana yang pernah mengalami hal yang sama. Let me know if it helps you out. 

Thank’s for reading.

No comments:

Post a Comment